Suatu hari ada sebuah keluarga dari Indonesia berlibur ke Malaysia. Wah, tentu asik sekali. Baru pertama kali mereka melongok negara tetangga tersebut. Setelah naik pesawat dari Jakarta, mereka menginjakan kaki di Kuala Lumpur melalui KLIA (Kuala Lumpur Internasional Airport) yang mentereng itu. Dari KLIA, keluarga yang terdiri dari ibu, bapak, dan dua orang anak itu langsung menuju ke sebuah hotel di pusat kota.
Untung, keluarga itu punya kenalan baik di Kuala Lumpur yang bersedia mengantar ke sana kemari. Setelah beristirahat sejenak di hotel, mereka pun dijemput oleh sopir kenalannya itu.
"Selamat siang pak, saya diminta Pak Zahrul menjemput bapak dan keluarga." Ucap sopir lewat telepon.
"Oh terima kasih. Kami sudah siap."
"Hari ini Pak Zahrul mendadak ada rapat penting. That's why, Pak Zahrul meminta saya mengajak bapak dan keluarga pusing-pusing di Kuala Lumpur."
Sejenak si Bapak dari Indonesia terdiam. Ia merasa sehat dan segar. "Maaf saya tidak pusing-pusing pak." tuturnya kemudian agak bingung. Pak sopir juga kelihatan kaget.
Setelah beberapa saat bingung akhirnya si Bapak dari Indonesia dan Pak sopir baru menyadari bahwa arti pusing-pusing ternyata putar atau keliling-keliling. Mereka tertawa berderai di telepon.
***
Begitulah uniknya bahasa Malaysia. Sekilas pintas bahasa Malaysia memang sama dengan bahasa kita, Indonesia. Eh namun ternyata ada perbedaannya di sana-sini. Selain ada perbedaan arti kata tertentu, pengucapan juga banyak yang berlainan. Lebih-lebih, bahasa Malaysia sangat dipengaruhi bahasa Inggris. Tak heran, banyak kosa kata Inggris atau ungkapan dalam bahasa Inggris yang hingga sekarang masih digunakan.
Teman-teman jangan bingung kalau ada beberapa kalimat dalam bahasa Malaysia yang berbunyi seperti ini:
- Pabrik beras itu ditubuhkan pada tahun 1973
- Dilarang masuk tanpa kebenaran.
- Buku ini dibagi secara percuma.
- Manusia dapat bermain-main dengan ikan paus yang mesra.
- Punggung saya sakit sekali.
- Anak itu suka naik basikal.
- Waktu kecil, Pak Mahathir pernah menjual belon.
- Kemerdekaan Tidak akan dikecapi tanpa perjuangan.
Dalam bahasa Indonesia, kalimat pertama diatas berarti bahwa pabrik beras itu didirikan pada tahun 1973.
Kalimat kedua berarti bahwa dilarang masuk tanpa izin. Kalimat ketiga berarti bahwa buku ini dibagi secara gratis. Kalimat keempat berarti bahwa manusia dapat bermain-main dengan ikan paus yang jinak. Kalimat kelima berarti bahwa pantat saya sakit sekali.Kalimat keenam berarti bahwa anak itu suka naik sepeda. Kalimat ketujuh berarti bahwa waktu kecil, Pak Mahathir pernah menjual balon. Kemudian kalimat kedelapan berarti bahwa kemerdekaan tidak akan dinikmati tanpa perjuangan.
Contoh kedelapan kalimat diatas menunjukan bahwa penggunaan dan arti kata dalam bahasa Indonesia dan Malaysia ada yang sama, ada yang beza. Lho kok beza? Memang, kata beda ditulis beza dalam bahasa Malaysia. Ucapannya pun juga tidak sama.
Berikut ini ada sejumlah kata dalam bahasa Indonesia yang ejaannya berbeda bila ditulis dalam bahasa Malaysia. Namun begitu, arti tetap sama.
- Bahwa (Bahawa)
- Baru (Baharu)
- Kue (Kuih)
- Laskar (Askar)
- Beda (Beza)
- Coba (Cuba)
- Karena (Kerana)
- Mau (Mahu)
- Oleh-oleh (Ole-ole)
- Rekan-rekan (Rakan-rakan)
- Realitas (Realiti)
- Resmi (Rasmi)
- Telivisi (Televisyen)
- Universitas (Universiti)
- Uraian (Huraian)
- Yaitu (Iaitu)
Bagi orang Malaysia yang terbiasa dengan bahasa Inggris, mereka umumnya masih melafalkan atau mengucapkan kata -kata tertentu seperti layaknya ucapan dalam bahasa Inggris. Misalnya kata nasional diucapkan nesienel. Kemudian kata Ideologi diucapkan aidiyologi. Begitu pula kata televisi diucapkan televisyen.
Mereka memang tak bisa disangkal, pengaruh bahasa Inggris dalam bahasa Malaysia sangatlah besar. Seperti tadi telah disebutkan ada kata besikal dan belon. Ya kata-kata tersebut berasal dari bicycle dan ballon.
Begitulah sekilas tentang bahasa Malaysia yang tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Kalau suatu hari nanti teman-teman berkunjung ke Malaysia, pasti teman-teman tidak kesulitan untuk bercakap-cakap dalam bahas Malaysia. Eh, tetapi awas bahwa antara bahasa Indonesia dan Malaysia ada yang sama ada yang beza. Ya tulisannya, ya ejaannya, ya artinya.
Bagus...diharapkan agar malaysia dan indonesia saling mencintai kerana kita adalah serumpun ☺👍
BalasHapuskita tidak serumpun....
Hapus