Adis duduk termenung di kantin sekolahnya. Duduk diam sambil memainkan baksonya yang sekarang sudah mangkak. Adis lagi sebal sama Rio pacarnya.
Menurut Adis, Rio itu gak tau gimana cara memperlakukan cewek dengan baik dan benar. Rio ngak pernah membelai kepala Adis saat Adis lagi sedih. Rio juga gak pernah kasih surprise apapun buat Adis. Padahal mereka sudah 6 bulan pacaran.
“Dis, kenapa lo diem aja. Baksonya udah gak karuan tuh.” Rena sahabat Adis menghampiri.
“Kepikiran Rio nih. Capek gue jadian sama dia. Dia tuh gak ngerti cara memperlakukan cewek dengan baik dan benar… parah.” Adis ngedumel.
“Dis, cowok kan punya caranya masing-masing untuk menunjukan sayangnya. Lo gak bisa mematok kalo semua cowok harus berlaku sama.”
“Huh dari pertama jadian gue udah ragu. Soalnya bintang gue itu Sagitarius dan dia Cancer. Aduh Ren, itu tuh tolak belakang abis. Tau gak.”
“Lah? Apa hubungannya ama masalah lo sekarang?” Rena mulai bingung.
“Lo gak tau apa? Menurut ramalan bintang, jadi yang namanya sagitarius itu paling gak cocok sama bintang Cancer. Jadinya kalau pacaran itu bakal susah. Huh mestinya gue sadar dari awal biar gak kejadian begini.” Adis menghela napas.
“Yaampun Adis! Lo percaya sepenuhnya sama begituan?”
“Ih, percaya gak percaya. Buktinya sekarang hubungan Sagitarius sama Cancer emang gak berjalan dengan mulus kan? Berarti ramalan bintang itu bener dong. Cancer sama Sagitarius itu emang enggak cocok.” Adis berusaha meyakinkan Rena.
“Enak aja. Ngak segitunya juga. Buktinya bintang gue Pisces, cowok gue si Vido Sagitarius. Bukankah itu juga harusnya gak cocok? Tapi, kok gue pacaran dua tahun gak bubar-bubar?”
“Ah gak tau deh, yang pasti Sagitarius sama Cancer ngak cocok. Huh harusnya gue pilih Fedric ya, bintangnya kan Leo cocok banget tuh sama Sagita.”
“Idih lo taro dimana otak lo? Milih Fedric? Ih gue sih mendingan ambil Rio kemana-mana. Biar kata Rio cuek-cuek gitu, Rio orangnya baik enggak kaya Fedric si tukang gombal itu.”
“Ah puyeng ah. Pokoknya Sagitarius sama Cancer gak cocok. Titik.” Adis mengambil konklusi untuk pembicaraannya dengan Rena, yang sebenarnya tidak jelas kebenarannya.
Sepulang sekolah Rio sudah menunggu Adis di depan pintu kelasnya. Sementara Adis yang masih bĂȘte sama Rio, seakan-akan tidak mempedulikan kehadiran Rio.
“Dis kenapa sih lo? Dari kemarin gue dicuekin?”
“Ngak ada apa-apa.” Adis menjawab Rio dengan singkat.
“Tuh kan, selalu saja begini. Kenapa sih lo ngak pernah mau bilang ke gue apa yang lo rasain? Gue jadi kambing congek yang gak tau apa-apa tentang cewek gue.” Rio terdengar putus asa menghadapi sikap Adis.
“Mendingan sekarang lo omongin semua yang lo rasain dan kita selesaikan semuanya disini sekarang juga!” Rio menarik tangan Adis menuju lorong samping kelas.
Adis mulai was-was.
“Selesain semuanya disini.” Apa maksudnya? Apa mungkin Rio minta putus?
“Ayo! Ngomong Dis! Gue bakal denger semuanya.” Nada bicara Rio setengah membentak. Membuat Adis semakin takut bicara.
“Guee… sebel….” Adis terbata-bata.
“Lo gak pernah nunjukin sayang lo sama gue. Lo gak pernah belai kepala gue ssaat gue sedih. Biar gue ngerasa tenang. Lo juga gak inget sama tanggal-tanggal penting kita. Waktu kita pertama kali satu bulanan, lo juga gak inget sama sekali. Gue gak suka kalao lo kaya gitu. Gue mau lo lebih perhatian.” Adis bicara terputus-putus. Matanya mulai mendung. Sama sekali gak berani untuk menatap wajah Rio.
Sepertinya Rio marah dan gak suk, pikir Adis dalam hati.
“Begini maksudnya?” Rio mengusap kepala Adis dengan lembut. Adis kaget setengah mati. Ternyata Rio sama sekali tidak marah. Malah Rio mendengarkan Adis sepenuh hati.
“Makasih ya, Dis. Lo udah mau ngomong semuanya. Sekarang gue jadi tau apa yang harus gue ubah. Maklum, lo cewek pertama gue, jadinya gue tau apa yang harus gue lakuin.” Wajah Rio mulai memerah.
Adis hanya bengong dan tersenyum simpul melihat wajah cowoknya yang berubah 180 derajat kemudian memeluknya.
“Ciee yang lagi hot-hotnya hahaha”
Rena dan Vido mengintip dari pinggiran tembok dan menyaksikan semuanya dengan sempurna.
“Rena! Kurang ajar lo ngintip ya?”
“Abis gue penasaran sama lo. Gimana kisah Cancer dan Sagitarius sekarang? Ngak cocok ya?” Rena menggoda Adis.
“Sekarang Cancer dan Sagitarius udah jadi pasangan yang plaing bahagia sedunia. Hahaha.” Adis tertawa bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar